Suatu pagi di hari minggu yang mendung, soalnya di luar badai besar jadi anak-anak pada malas keluar dan memutuskan untuk ngumpul di ruang santai asrama lantai satu. Phoo asyik pamer kalender bergambar TVXQ yang baru di beli kemaren ke semua orang yang di temuinya. Aan dan Nite duduk lesehan main congklak. Oguri tiduran di sofa, kakinya di selonjorin ke meja, kecapekan gara-gara habis dihukum lompat tinggi ma Prof. Snape. Akanishi dan Kamenashi lagi latihan nyanyi, siapa tahu ada produser nyasar ke asrama dan gak sadar nawarin mereka berdua rekaman. Sementara Lilin duduk di sofa depan tipi, menghayati film animasi ternama, Bleach. Saat semua anak sibuk dengan kegiatannya masing-masing dan hujan di luar semakin bertambah deras, tiba-tiba Lilin buka suara. “eh, sudah lihat iklan permen karet yang baru lom ?” tanyanya ke semua anak yang berniat ndengerin “kan Kame main tuh, jadi tokoh utama loh” “beneran ?” sahut Nite melupakan kenyataan kalau lumbungnya dah hampir kosong dan dia berada di ambang pintu kekalahan. “kok aku gak tahu sih” “yang mana ?” seru Phoo ngelempar kalendernya gitu aja “kok Kame gak bilang sih kalau maen iklan” “aku ? maen iklan ? kapan ?” tanya Kamenashi shock. Perasaan seumur idup dia kagak pernah dapet tawaran maen iklan apalagi jadi peran utama. Yang selalu dapat peran utama kan Oguri, itu-pun di drama sekolah, dan Kamenashi bersyukur Oguri-lah yang terpilih bukan dia. “ah, Kame pura-pura gak tahu” kata Phoo sambil senyum-senyum gak jelas “kenapa gak bilang, kalau tahu kan tiap hari pasti aku duduk maniez di depan tipi nunggu iklan mu di puter” “iya. Kan asyik bisa pamer kalau kita punya temen yang pernah masuk tipi. Sapa tahu ntar ikutan jadi terkenal” Nite gak mau kalah, ikut pasang senyum yang paling maniez sampai Kamenashi pengen muntah lihatnya. “beneran pernah muter di tipi tuh iklan ?” tanya Aan gak percaya “iya, kemarin aku lihat kok” jawab Lilin cuek, masih sibuk merhatiin layar tipi meski film-nya dah habis. “kok aku gak tahu kalau Kame pernah syuting iklan ?” guman Akanishi pelan, gak terima. “tungguin aja, biasanya di puter-nya pas acara anime kok” kata Lilin lagi. Dengan kompak 4 pasang mata segera menghadap ke layar televisi yang dah mulai nanyangin iklan. Kamenashi cuma bisa pasang tampang binggung, berkali-kali liat ke arah Lilin, tipi, Lilin lagi, balik ke tipi, sampai akhirnya mutusin untuk ikutan merhatiin layar tipi karena penasaran dan lehernya pegel buat nengok mulu, dah kayak orang lagi dugem. Soalnya Lilin duduk persis di depan tipi, sedangkan Kamenashi di antara Lilin dan tipi, jadi wajar kan kalau lehernya jadi pegel. Oguri males-malesan ikut melototin layar. Berhubung gak gitu minat dan Oguri satu-satunya orang yang posisinya memungkinkan untuk melihat gerakan semua anak. Maka Oguri-lah yang menyadari kalau ada satu anak yang secara pelan tapi pasti sedang berusaha meninggalkan ruangan yang damai itu dengan diam-diam. “nah, ini kan” kata Aan saat melihat sebuah iklan muncul di layar. Semua anak langsung manahan napas memperhatikan gambar, gerakan, suara dan apapun yang terdapat di layar persegi itu. Tampak seekor burung keheranan melihat ada satu buah telur tak dikenal bercampur dengan kedua telurnya, tapi burung itu tak peduli meski yang keluar dari telur aneh itu berbeda spesies, dia menyuruh anak-anak itu untuk latihan terbang, setelah kedua burung kecil berhasil, akhirnya tibalah anak yang berasal dari telur yang berbeda itu untuk mencoba. Anak itu berlari sambil mengunyah permen karet, menuju tebing dan meloncat diikuti teriakan dari seekor monyet dan seruan khawatir dari anak-anak yang lain. Tapi ternyata anak itu berhasil terbang setelah membuat balon dengan permen karet yang berfungsi jadi parasut. Dan anak itu adalah seekor kura-kura kecil. Iklan selesai dengan slogan permen karet yang diucapkan oleh suara tanpa wujud. 1 menit 2 menit sampai 5 menit tidak ada tanda-tanda kehidupan, tak seorangpun dari 5 anak yang duduk menggerombol lesehan di depan televisi menunjukkan reaksi, sampai akhirnya..... “LILIN !!!!!!!!” seru Phoo dan Nite bebarengan. *** Omake : “mana tuh anak ?!” maki Nite gak terima. Rugi dia dah deg-deg an nunggu kayak apa iklannya. “sialan, kirain Kame yang main, tahunya emang beneran kame (kura-kura)” runtuk Phoo kesal sambil celingukan nyari sosok anak yang tiba-tiba aja udah menghilang dari tempatnya. Sementara Phoo dan Nite sibuk ngomel-ngomel gak jelas, Aan masih melototin layar tipi dengan serius. “Kame, kura-kura” kata Akanishi pelan “ya bener juga sih kalau di bilang tokoh utamanya kame” “kan aku dah bilang, aku gak pernah merasa main di iklan manapun” kata Kame “kalian aja yang nyimpulin sendiri” “dasar !!! kurang ajar !! awas tuh anak satu” Phoo masih gak terima “baka” guman Oguri, siap-siap mo tidur. Di tengah-tengah situasi yang masih kacau balau itu, tiba-tiba terdengar suara seseorang menyela.... “eh ? mana sih Kame ? iklannya dah habis nih, kok dari tadi gak ada” tanya Aan polos. Seketika, 4 pasang mata menoleh ke arahnya dengan wajah shock yang amat sangat. “baka” guman Oguri lagi. *** (PS : bagi yang gak tahu, bahasa jepangnya kura-kura tuh kame. Huruf kanji ‘kame’ dari ‘kamenashi’ pun ditulis dengan huruf kanji yang artinya kura-kura. Permainan kata ini pernah muncul di fic sebelumnya dengan judul yang sama).
Februari 08, 2009
Hima.016 Nande Yanen ?! 2
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar